Pages

Kamis, 31 Maret 2011

::::IBU::::



Ibu...
adalah wanita yang telah melahirkanku
merawatku
membesarkanku
mendidikku
hingga diriku telah dewasa

Ibu...
adalah wanita yang selalu siaga tatkala aku dalam buaian
tatkala kaki-kakiku belum kuat untuk berdiri
tatkala perutku terasa lapar dan haus
tatkala kuterbangun di waktu pagi, siang dan malam

Ibu...
adalah wanita yang penuh perhatian
bila aku sakit
bila aku terjatuh
bila aku menangis
bila aku kesepian

Ibu...
telah kupandang wajahmu diwaktu tidur
terdapat sinar yang penuh dengan keridhoan
terdapat sinar yang penuh dengan kesabaran
terdapat sinar yang penuh dengan kasih dan sayang
terdapat sinar kelelahan karena aku

Aku yang selalu merepotkanmu
aku yang selalu menyita perhatianmu
aku yang telah menghabiskan air susumu
aku yang selalu menyusahkanmu hingga muncul tangismu

Ibu...
engkau menangis karena aku
engkau sedih karena aku
engkau menderita karena aku
engkau kurus karena aku
engkau korbankan segalanya untuk aku

Ibu...
jasamu tiada terbalas
jasamu tiada terbeli
jasamu tiada akhir
jasamu tiada tara
jasamu terlukis indah di dalam surga

Ibu...
hanya do'a yang bisa kupersembahkan untukmu
karena jasamu
tiada terbalas

Hanya tangisku sebagai saksi
atas rasa cintaku padamu

Ibu..., I LOVE YOU SO MUCH

Cape’nya berubah ..


Seorang teman lama mengabarkan bahwa hari ini adalah hari terakhirnya bekerja karena besok beliau akan pindah ke Jakarta, mencoba peruntungan baru. Senin sudah harus mulai bekerja ditempat yang baru, pekerjaan baru – bidangnya tetap sama yaitu IT, teman2 baru dan sebagainya serba baru. Tercermin dalam suratnya yang ku terima hari rabu kemarin, bahwa ia merasa mendapat hukuman atas keputusan-nya untuk memilih jalan hidup (baca: pekerjaan) yang baru agar dapat mengubah takdir-nya menjadi lebih baik : “Ini hukuman-ku .. hmm .. its a hardest way to passed, i guess ..” apakah begitu berat-nya kita untuk berubah, sehingga seperti sedang menjalani hukuman?? apakah ini yang menyebabkan banyak teman-teman menjadi malas untuk berubah .. yang kata orang bijak, kita sudah berada di comfort zone eit, hati2 bacanya .. bukan time zone loh walaupun sama-sama menyenangkan :D

Berubah memang memerlukan energi cadangan. Syukur-syukur kalo kita bisa menyiapkan ‘energi’ tersebut jauh-jauh hari sebelum perubahan itu terjadi seperti blogger-blogger yang pindah rumah, sudah menyiapkan segalanya .. termasuk postingan terakhir.

Tak jarang, perubahan itu juga terjadi mendadak. Sehingga tidak cukup waktu untuk mempersiapkan segala sesuatu. Waktunya mepet banget. Seperti kata teman saya itu : “Seperti terhimpit di-dedahan-an kering dan berdebu .. terlalu banyak yang harus dikerjakan, terlalu banyak yang harus diingat, terlalu banyak yang harus dijadwalkan … Hmmm … Hiduuuppp … Aku ga yakin bisa berjalan sesuai rencana walaupun pada akhirnya nanti akan baik-baik saja ..”

Sepertinya .. berubah itu melelahkan. Padahal itu adalah pilihan untuk lebih baik dari masa lalu. Bagaimana kalo perubahan itu ke arah yang lebih jelek?? tadinya bekerja, sekarang menganggur. Tadinya cantik atau ganteng, sekarang keriput. Tadinya kaya sekarang miskin. Ah .. jadi ingat lagu Demi Masa-nya Raihan ..

*stel dulu ah, biar ga cape*